Kenali Gejala Osteoporosis


Jangan anggap ringan keluhan sakit bahu, punggung, kaki, atau pun memendeknya tinggi tubuh. Bisa jadi itu gejala awal osteoporosis yang bisa mempengaruhi kualitas hidup.

DATA dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan sekitar 200 juta orang di seluruh dunia menderita patah tulang pinggul akibat osteoporosis.

Pada 2050 jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat dua hingga tiga kali lipat. Di Indonesia, jumlah penderita osteoporosis juga terus meningkat. Trend penderita patah tulang akibat osteoporosis menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama terus meningkat sejak 2007-2010.

Apa sebenarnya osteoporosis? Apa penyebabnya? Bisakah dicegah? Jika sudah terkena, apa yang harus dilakukan. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, SBH mewawancarai ahli orthopedic surgeon Dr Ray Hendry Sp OT yang antara lain berpraktek di RS St Carolus, Tangerang. Berikut kutipan wawancaranya.




Apa sebenarnya osteoporosis?
Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang kerap disebut juga tulang keropos. Secara miksroskopis tulang tersusun seperti struktur sarang lebah. Bila terjadi osteoporosis, lubang-lubang pada sarang lebah ini menjadi lebih besar. Artinya kepadatan tulang sudah berkurang, dan struktur tulang menjadi tidak normal.

Apa penyebabnya?
Tulang kita secara normal selalu dibentuk dan diserap, ini proses alami tubuh. Pada individu normal, pembentukan lebih banyak dari pada penyerapan. Osteoporosis terjadi jika penyerapan lebih banyak terjadi dari pada pembentukan. Hal ini antara lain bisa disebabkan proses alami penuaan dan penyakit kronis. Terkadang dipercepat faktor malnutrisi, kurang beraktivitas, dan gaya hidup tidak sehat.

Apa saja gejala osteoporosis?
Osteoporosis sebenarnya terjadi pelan-pelan dan diam-diam, sehingga sering disebut sebagai silent disease. Patah tulang sering kali menjadi gejala pertama.Bisa juka tubuh menjadi lebih pendek atau bungkuk. Itu terjadi karena ruas-ruas tulang belakang melemah dan memendek.

Apakah bisa disembuhkan?
Sayangnya osteoporosis tidak bisa disembuhkan. Namun,banyak sebenarnya faktor risiko yang dapat dikenali dan diantisipasi, terutama terkait gaya hidup seperti kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol, diet kurang kalsium, kurang aktivitas, konsumsi obat, dll.

Berarti osteoporosis bisa menurunkan kualitas hidup?
Patah tulang, sakit tulang belakang, bungkuk, dan kesulitan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari.akan mengganggu kegiatan sehari-hari. Secara psikologis, dapat juga menimbulkan depresi karena ketergantungan kepada orang lain

Bagaimana cara pencegahannya?
Diet cukup kalsium dan vitamin D, cukup terpapar sinar matahari setiap hari. Olahraga weight-bearing exercises seperti dansa, jogging, lompat tali, treadmill, jalan kaki, aerobik; juga olahraga penguatan otot seperti latihan dengan beban atau mesin fitness. Hindari juga konsumsi berlebihan minuman beralkohol, kafein, dan bersoda.

Apakah faktor hormonal dan susu bisa mempengaruhi?
Faktor hormonal, terutama estrogen, sangat mempengaruhi, karena hormon ini menghambat penyerapan tulang. Selain itu, growth hormones, hormon thyroid, corticosteroid, juga mempengaruhi. Mengenai minum susu, sebenarnya tidak menjadi masalah asalkan asupan makanan sehari-hari sudah cukupkalsium. Contohnya dari kacang-kacangan, kacang kedelai, sayuran hijau, seafood,dan daging.

Berapa banyak kalsium yang dibutuhkan?
Kalsium dibutuhkan tubuh untuk fungsi otot saraf, pembekuan darah, dll.Tubuh secara normal tidak dapat memproduksi kalsium sendiri. Sedangkan tempat penyimpanan kalsium dalam tubuh sebagian besar ada di dalam tulang. Jika asupan kalsium kurang, tubuh akan mengambil dari tulang. Kebutuhan kalsium setiap orang memang berbeda. Setiap harinya, anak-anak membutuhkan 600 mg, dewasa muda 1300 mg, dewasa 750 mg, ibu hamil 1500 mg, ibu menyusui 2000 mg, pasien patah tulang da nwanita post-menopause 1500 mg.

Ada informasi makanan tertentu bisa mempercepat hilangnya kalsium?
Makanan siap saji, olahan, dan gula bisa mempercepat proses hilangnya kalsium. Karena itu, jangan mengkonsumsi berlebihan.

Data dari WHO menunjukkan perempuan lebih banyak menderita osteoporosis?
Tulang pada wanita cenderung lebih kecil dan tipis. Massanya pun lebih rendah. Selain itu, hormon estrogen pada wanita yang ikut melindungi tulang, menurun drastis pada saat post-menopause.Faktor-faktor inilah yang menyebabkan wanita cenderung lebih mudah terkena osteoporosis.

Terapi apa yang dibutuhkan penderita osteoporosis?
Penderita osteoporosis perlu terapi jangka panjang yang meliputi berbagai aspek.Gaya hidup yang kurang tepat harus diperbaiki. Asupan dan aktivitas fisik yang benar dan memadai perlu diperhatikan.Konsumsi minuman berkafein, beralkohol, dan juga rokok, harus dibatasi. Sedangkan untuk mengatasi rasa nyeri sementara dapat berkonsultasi dengan dokter yang akan memberikan resep yang sesuai kebutuhan pasien.

Adakah informasi lain yang perlu diketahui masyarakat?
Jangan anggap remeh keluhan-keluhan ringan seperti sakit punggung, tinggi badan berkurang, punggung bungkuk, atau rasa sakit meskipun ringan derajatnya. Periksakan diri ke dokter dan sedapat mungkin hindari self-medication atau mengkonsumsi sendiri obat-obatan yang belum tentu sesuai untuk Anda.Dalam hal ini kata bijak “Mencegah lebih baik dari pada mengobati” sangatlah benar.


dr. Ray Hendry, SpOT
Riwayat pendidikan    :
-          FakultasKedokteranUniversitasKatolikAtma Jaya, Jakarta, lulus 2004
-          PendidikanspesialisbedahOrthopedi, Southern Philippine Medical Center, Davao City, Philippines, lulus 2008
-          Program adaptasibedahOrthopedi, FK-UNAIR, RS. Dr. Soetomo, Surabaya, lulus 2012