Berpaling ke Bumbu Dapur

PERKEMBANGAN pesat industri farmasi modern dan penemuan obat-obatan modern tidak membuat obat-obatan berbahan tumbuhan berkhasiat yang secara tradisional disebut jamu itu terpinggirkan.

Bahkan jamu “naik kelas“ dengan penyebutannya mulai disetarakan dengan produk perusahaan farmasi. Labelnya: “obat herbal’ atau “obat tradisional”. Kemasannya juga seperti produk obat modern, yakni dalam bentuk pil, kapsul atau sirop.Nenek moyang kita telah membuktikan kesehatan, keperkasaan, dan kecantikan bisa didapat dengan rajin mengonsumsi ramuan herbal. “Tumbuhan, jika diolah dengan benar, akan membawa khasiat bagi tubuh manusia,” kata Dr Susiani Purbaningsih DEA, ahli fisiologi tumbuhan dari Departemen Biologi FMIPA UI. 

Dia menjelaskan, dari kacamata medis, obat berbahan herbal aman dikonsumsi bahkan bisa dikatakan tidak membawa efek samping. Tidak heran, kini banyak obat kimia hasil sintesis obat tradisional. Hal ini terjadi, karena banyak komposisi obat modern yang mengambil saripati dari obat alamiah. Sayangnya, dari ribuan jenis tanaman herbal yang dapat dimanfaatkan sebagai obat, baru sekitar 500 spesies yang dapat teridentifikasi. 

Tumbuhan Penolong Obat herbal juga punya keistimewaan jika dibanding obat modern. Yakni memiliki kemampuan memperbaiki aktivitas biomolekuler tubuh manusia. Kemampuan ini ada karena obat tanaman bisa melakukan biosintesis kombinasi dari senyawa metabolit sekunder. Ramuan herbal juga memiliki kemampuan memperbaiki keseluruhan sistem, karena ia bekerja dalam lingkup sel dan molekuler. Ia dapat meningkatkan dan memperbaiki ekspresi gen dalam tubuh. Saat ekspresi gen meningkat, hormon dan sistem imun bekerja lebih optimal.

 Untuk bisa mendapatkan obat herbal, kita cukup ke dapur dan segera menemukan beragam obat dari bahan yang selama ini hanya dijadikan bumbu masak. Sebut saja jahe, kunyit, dan kencur. Jika diolah dengan benar, ketiganya bisa menjadi dewa penolong bagi tubuh manusia. Jahe misalnya, ia mampu menjadi obat penahan mual dan mabuk perjalanan jauh, memperlancar peredaran darah, dan bagus untuk menjaga pencernaan. Kencur efektif menekan laju pertumbuhan tumor, mengatasi migren, dan mengusir kolesterol. Adapun kunyit sejak dulu dimanfaatkan untuk memperbaiki kerusakan genetik penyebab cystic fibrosis (penyakit yang menyerang paru-paru dengan menutupinya dengan lendir) dan bagus untuk menunda kanker.(RA)