Ditemui dalam rehat sebuah acara seminar di Universitas Paramadina, akhir September, Mona yang mengenakan pakaian cokelat, tertawa renyah mendengar pertanyaan SBH.
Benarkah dia mundur demi memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif? Sejurus kemudian, setelah berhasil menguasi diri dari derai tawa yang tampak manis, Mona mengangguk. “Ya, ada benarnya juga. Tapi itu bukan alasan utamanya. Yang lebih mendasar, karena jadwal syuting sinetron saat ini benar-benar tak tahu waktu. Pergi pagi kita bisa pulang besok paginya. Beda dengan zaman aku syuting dulu. Kasihan dong suami dan anak-anak, kalau ibunya lebih mementingkan karier,” ujar bintang sinetron Pondok Indah 2 itu.
Tentu istri aktor Indra Brasco itu tidak sepenuhnya mundur dari dunia panggung. Hanya, kini panggungnya beda. Untuk mengisi waktu luang, Mona sering menjadi pembawa acara (MC) atau moderator seminar. Pekerjaan yang durasi kerjanya sebentar sehingga dia terhindar dari rasa bersalah menelantarkan keluarga.
Bicara tentang ASI eksklusif, Mona menegaskan dia tidak takut postur tubuhnya jelek gara-gara memberi ASI. Menurut dia, perempuan yang malas memberi ASI karena takut payudaranya turun semata-mata karena mereka belum paham. “Andai mereka tahu bahwa dalam ASI terdapat banyak sekali keajaiban yang diberikan Tuhan, maka tak ada alasan bagi para ibu takut memberikan ASI. Jujur, aku pribadi juga ingin punya badan yang selalu bagus dan langsing. Tapi begitu tahu apa saja manfaat yang bisa diperoleh anak dari ASI, alasan mempercantik diri jadi nomor kesekian.”
Dia menyesal, karena kurang informasi, anak pertamanya Davina hanya mendapat ASI empat bulan. Setelah sering mengikuti seminar anak, Mona insyaf selama ini dia keliru. Karena itu, anak kedua mereka Baraka mendapat ASI eksklusif enam bulan, setelah itu disambung susu UHT.
Daya Tahan Kuat
Menurut Mona, sejak dulu susu formula memang ingin menyamakan keunggulan ASI eksklusif, namun tak pernah sukses. Karena itu, produsen susu berlomba-lomba berpromosi guna menarik minat para bunda yang tidak ingin repot memberikan ASI. “Untungnya, kini masyarakat kita juga semakin pintar. Mereka sedang dalam masa peralihan, dari kebiasaan memberi susu formula kembali ke ASI eksklusif. Karena kampanye tentang hal-hal tersebut memang mulai banyak didengungkan lagi,” ujar perempuan berkulit putih itu.
Meski punya banyak aktivitas di luar rumah, Mona mengaku tak repot memberikan ASI. Dia paham benar bagaimana memompa ASI, sehingga bisa beraktivitas tanpa menelantarkan anak. “Manfaat ASI luar biasa. Davina telah menikmati hasilnya. Meski kecil, ia punya daya tahan tubuh luar biasa. Jangan ragu memberikan ASI eksklusif karena itu baik bagi perkembangan otak, tulang, gigi, dan gusi.” Untuk turut memopulerkan ASI eksklusif, meski bukan duta ASI, Mona sering berbagi tentang ASI via Twitter, Facebook, dan seminar-seminar.