Kurma, buah kecil kaya vitamin dan mineral yang bisa memberi banyak manfaat.
BULAN Ramadan identik dengan kurma untuk berbuka puasa. Buah kecil yang sebenarnya baik dikonsumsi kapan saja ini memang jadi primadona saat Bulan Ramadan. Maklum, biar kecil tapi cabe rawit. Kandungan vitamin, mineral dan rasa manis alaminya baik untuk pencernaan dan memberi suplai energi setelah seharian perut kosong dan badan mengalami detoks alami.
Mengapa kurma baik dikonsumsi? Berbagai penelitian menyebutkan tingginya nilai gizi dan mineral di dalam kurma. Kandungan glukosa dan fruktosanya lebih dari 50%, hingga bisa menjadi suplai energi alami yang bersifat instan. Selain itu, kurma mengandung air, protein, serat, potasium, kalium, magnesium, zat besi, fosfor, hingga aneka vitamin seperti A, B1, B2, B6, dan C. Selain itu, kurma hanya sedikit sekali kandungan lemak jenuh.
Kurma dan Puasa
Begitu banyaknya vitamin dan mineral yang dikandung kurma, sehingga buah ini disarankan digunakan untuk berbuka puasa. Tingginya glukosa dan fruktosa bisa mengembalikan energi setelah seharian puasa. Rasa manis kurma juga bisa memunculkan rasa kenyang, sehingga orang yang berpuasa tidak langsung kalap menyantap hidangan berat.
Selain itu, kelembutan kurma dianggap aman dan baik untuk pencernaan yang sudah dikosongkan selama beberapa jam selama puasa. Kurma terbukti sebagai makanan yang mudah dicerna dan merupakan buah kering yang mengandung banyak air. Penelitian menyebutkan, dalam sebuah kurma ada 20% kandungan air dan sekitar 50%-70% kandungan gula alami, tergantung varietas kurma yang dikonsumsi. Selain itu, kurma juga mengandung serat yang bisa membantu mengatasi sembelit.
Energi, air, dan serat merupakan tiga dari sekian banyak alasan mengapa kurma disarankan dikonsumsi saat berbuka puasa. Bahkan, banyak yang menganjurkan untuk mengonsumsi juga ketika tiba waktu sahur. Tiga hingga tujuh butir kurma saat sahur dan buka puasa, dipastikan bisa memenuhi cadangan energi dan memulihkan energi dengan cepat.
Energi bukanlah satu-satunya alasan mengapa baik menyantap kurma. Belakangan kian banyak penelitian terkait manfaat kurma. Buah kecil yang bisa diperoleh sepanjang tahun ini, terbukti mampu memberi banyak manfaat lain. Disebutkan, kurma mengandung kalium yang bisa menekan natrium alias membantu menetralkan tekanan darah tinggi. Kandungan kaliumnya juga bisa membantu melancarkan kerja otot.
Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa kurma sangat bermanfaat bagi ibu hamil dan menyusui. Kandungan zat besi di dalam kurma juga bisa membantu mencegah dan memulihkan penderita anemia. Masih banyak lagi manfaat kurma bagi manusia, hingga banyak orang memberi julukan sebagai, Pohon Kehidupan.
Sejarah Kurma
Sejak zaman dulu, kurma sudah dibudidayakan. Masyarakat Timur Tengah mengenal dan mengkonsumsi kurma sejak ribuah tahun lalu. Tidak ada yang tahu pasti, dari mana buah ini bermula. Namun, diperkirakan kurma berasal dari Teluk Persia. Dari sini, para arkeolog menyebutkan, kurma menyebar ke seluruh dunia, Timur Tengah, Afrika Utara, Eropa, Amerika, hingga Asia Tenggara.
Di dunia ini ada ratusan jenis pohon kurma. Masing-masing memiliki keunggulan dan cita rasa tersendiri. Di Arab Saudi, diperkirakan ada sekitar 400 jenis. Belum lagi jenis yang dibudidayakan dan dikawin silangkan, yang tersebar di Iran, Irak, Tunisia, hingga Amerika.
Penyajian kurma pun kian bervariasi. Bukan semata dimakan dalam bentuk buah asli, tetapi sudah banyak yang diolah dan divariasikan, kemudian dikemas hingga menjadi hidangan sangat menarik. Ada kurma yang dipadu dengan cokelat, kacang, krim, dijadikan permen, campuran keik, dsb. Bahkan sekarang muncul trend konsumsi sari kurma yang sudah diolah hingga menyerupai sirop kental.
Kian banyaknya ragam olahan dan sajian kurma, membuat buah padang pasir ini kian digemari dan mendunia. Bukan hanya dikonsumsi saat Bulan Ramadan, tetapi bisa kapan saja, sepanjang tahun.