Belajar Mandiri Via Homeschooling

HOMESCHOOLI NG dapat diartikan sebagai sistem pendidikan yang diselenggarakan di rumah dan menempatkan anak sebagai subjek yang dapat belajar nyaman, kapan saja, dimana saja.

Pendidikan model ini dapat ditempuh secara privat (tunggal) atau majemuk. Cara privat dilakukan orangtua dalam satu keluarga, sedangkan cara majemuk dilaksanakan oleh dua keluarga atau lebih dengan kegiatan pokok dilaksanakan orangtua masing- masing di rumah. 


 Dengan format belajar mandiri itu, apakah lulusan homeschooling diakui pemerintah? Jawabannya ya, karena dari sisi legalitas, keberadaan homeschooling ditopang UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dan layaknya pendidikan sekolah umum, homeschooling juga memiliki jenjang dari SD, SMP, hingga SMA. Dengan homeschooling, anak-anak berkesempatan mendapat materi pelajaran lebih luas, tidak baku seperti di sekolah konvensional. Mereka juga boleh memilih waktu belajar. Agar metode belajar ini efektif, peran orangtua penting, terutama dalam mengawasi dan memberi dukungan agar anak tetap semangat belajar.

Melatih Tanggungjawab
Pemerhati dan praktisi pendidikan anak DR Seto Mulyadi atau yang lebih akrab disapa Kak Seto menjelaskan homeschooling ialah metode pendidikan yang tidak mengharuskan siswa masuk kelas. Mereka mengikuti proses belajar dengan waktu yang bisa ditentukan.


"Homeschooling berupaya menjemput anak sekolah, ketimbang meminta mereka datang ke sekolah," ujar Ketua Komnas Anak itu. Sementara itu, Dewi Hughes, mantan presenter yang kini menggeluti “bisnis” homeschooling mengatakan, keuntungan yang diperoleh anak dari belajar di E-Hughes Schooling antara lain murid diarahkan bersentuhan langsung dengan dunia kerja yang nanti ia hadapi. Contoh, jika ada siswi tertarik dengan dunia fesyen, sekolahnya berupaya membawa si anak berkenalan dan menimba ilmu langsung dari desainer top Indonesia. Sebab meski namanya `sekolah di rumah`, tidak melulu aktivitas belajar dilakukan di rumah. 


Hughes menambahkan, karena minat dan bakat tiap anak berbeda, di homeschooling miliknya itu tidak ada penyeragaman, baik dalam bentuk pakaian ataupun pelajaran. Setiap anak mendapat kurikulum berbeda sesuai dengan ketertarikan mereka pada objek tertentu. Anak-anak diberi kesempatan seluas-seluasnya mengembangkan minat dan bakat mereka. Berbeda dengan sekolah umum ketika sistem pendidikan, sekolah, dan guru menentukan kesuksesan belajar, di homeschooling, anak itu sendirilah penentunya. Sekolah jenis ini memupuk siswa bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan konsekuen atas pilihan metode belajar yang dia ambil.

Banyak Waktu
Kendala yang sering ditakutkan orangtua yang ingin memasukkan anak ke homeschooling ialah tidak tersedianya ruang bagi si kecil untuk berinteraksi dengan teman sebaya. Kak Seto menepis ketakutan itu. Dia menegaskan anak yang menempuh homeschooling masih bisa berinteraksi dengan orang lain. “Contohnya, murid-murid yang bersekolah di Homeschooling Kak Seto, mereka tetap diharuskan datang dua kali dalam seminggu, untuk bertemu dan belajar bersama anak-anak lain peserta homeschooling. Selebihnya, baru mereka belajar sendiri di rumah." 


Selain itu, lanjut Kak Seto, secara periodik, ada tutor yang datang ke rumah untuk mengajar. Sehingga interaksi antara murid dan guru tetap ada. Karena mereka belajar di rumah, anak-anak yang menempuh homeschooling punya waktu lebih banyak untuk melakukan hal-hal positif yang mereka suka. Misalnya, membaca, bermain musik, atau olahraga. 

Kelebihan lain dari metode homeschooling, karena guru datang ke rumah hanya untuk mengajar anak kita, kemungkinan anak didik menyerap pelajaran lebih besar. Tahukah Anda, selain beberapa artis muda yang punya jadwal kerja padat, jalur homeschooling juga ditempuh para tokoh pergerakan nasional dan pendiri Republik tercinta ini? Ki Hajar Dewantara, KH Agus Salim, dan KH Buya Hamka ialah contoh orang-orang besar yang menempuh homeschooling. (RA)